Pemduduk Madinah sangat
menyukai kurma. Mereka akan menjaga dan merawat sampai masa panen. Mereka tidak
akan tenang sampai kurma-kurma tersebut laku tejual, dan mereka dapat menikmati
hasil jerih payah mereka.
para petani pernah dibuat
resah oleh ulah orangyang merusak kurma-kurma mereka. mereka tidak tahu siapa
pelakunya. mereka kemudian menyelidiki. Seluruh sisi kebun disisir, dan
behasil. Terlihat anak kecil yang tampak sehat dan kuat. Ia melempari tandan dengan
batu hingga kurma bejatuhan, lalu memakannya.
Tapi akhirnya mereka
justru kasihan kepada anak kecil itu. Mereka kemudian mengadukan anak itu
kepada Rasulullah.
Rasulullah segera menuju
ke tempat anak itu berada.Para pemilik kebun mengikuti. Mereka penasaran siapa
anak itu. Beliau mendekati anak itu dan mengajaknya bicara.
"Kenapa kau
melempari kurma itu?" tanya Nabi
"aku ingin
makan," Jawabnya.
Beliau menasehatinya
dengan lembut jika Allah tidak menyukai orang-orang yang melakukan perusakan.
Beliau tahu betapa anak itu menginginkan kurma itu karena lapar yang tak
tetahankan. Namun, beliau tetap mengingatkan, "Jangan melempari kurma.
Tapi kau boleh mengambil yang sudah jatuh (bukan karena dilempar)."
Nabi kemudian mengusap
kepala anak itu dengan lembut, lalu mendo'akannya, "Ya Allah, jadikan
perutnya kenyang!."[1]
Anak kecil itu bernama
Rafi' Ibn Amr yang kelak akan ikut serta dalam berbagai misi penaklukan.
Akhirnya ia menetap di Basrah.
Rafi' Ibn Amr
meriwayatkan hadis "Sepeninggalku akan muncul kaum yang membaca Al-Qur'an
hanya sampai tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah
lepas dari busurnya."[2]
Kisah ini diambil dari "Sahabat-sahabat kecil Rasulullah" yang ditulis oleh Dr. Nizar Abazhah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar