Saat melewati kabilah
Ghifar menuju Khaibar di utara Madinah, Nabi dan pasukan disambut kaum wanita
dari anak-anak hinggar orang tua. Mereka berdesak-desakan mengikuti prajurit
untuk menawarkan bantuan, barangkali ada yang membutuhkan air, amkanan atau
bahkan pengobatan.
Diantara wanita-wanita
itu terdapat anak perempuan yang baru menginjak remaja. Namanya Laila. cerdas
dan penuh semangat. Membuat Nabi takjub, dan kasihan karena ia masih kecil dan
bejalan kaki. Beliau kemudian menaikkannya ke unta beliau.
Nabi berhenti dan menderumkan
unta. Lailaikut turun. Tahu-tahu ada darah di pelana yang diduduki gadis itu.
Laila sangat malu. Ia kembali menaiki unta itu untuk menutupi darah haidnya
yang pertama itu agar tak telihat Nabi.
"Ada apa denganmu?
kamu haid?" tanya beliau lembut.
Laila tertunduk dan
salah tingkah. Sambil malu-malu ia menjawab, "Ya."
Nabi tidak risih dan
tidak gusar.
"Bersihkan dirimu,
ambil air satu bejana, bei garam, lalu bersihkan pelana yang terkena darah.
Setelah itu kembalilah ke tempat dudukmu semula," kata Nabi.
Nabi tetap bersikap
tenang, membiarkan Laila bersama beliau untuk membuktikan bahwa ia istimewa
diantara kaum wanita.
Nabi berhasil
menundukkan Khaibar dan pulang dengan membawa sejumlah harta ganimah, dan
memberikan sebagiannya kepada kaum wanita Ghifar. Laila mendapat seuntai
kalung. Beliau sendiri yang mengalungkan ke lehernya, bukti bahwa beliau
mencintai, menghormati dan meberi semangat kepada gadis itu. Bagi Laila, bukan
kalung indah itu yang membuatnya bahagia, melainkan sikap beliau yang luar biasa
kepadanya. Laila tak pernah melepaskan kalung agar tidak hilang. Dan setiap
bersuci dari haid, ia tidak pernah lupa mencampur air bersuci itu dengan garam.
Laila terus tumbuh
dewasa. Ia mengabdi kepada Islam dengan kemampuan yang bisa ia berikan. Ketika
dalam keadaan sekarat, ia berwasiat agar setelah meningal ia dimandikan dengan
air campuran garam, dan kalung pemberian Nabi itu dikuburkan bersamanya.[1]
Yuk intip koleksi mukena kami yang kece-kece Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar