Jumat, 01 November 2013

Strategi Membaca

Strategi Membaca
Dibawah ini beberapa strategi dalam membaca yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa, yang meliputi, strategi metakognitif, cloze procedure, dan pertanyaan pemandu


1.  Strategi Metakognitif
Metakognitif berkaitan dengan pengetahuan seseorang atas penggunaan intelektual otaknya dan usaha sadarnya dalam memonitor atau mengontrol penggunaan kemampuan intelektual tersebut. Metakognitif ini meliputi cara terjadinya berfikir.
Bagian proses metakognitif menentukan tugas apa yang diperlukan untuk memperoleh pemahaman. Pembaca perlu bertanya:
a.       Apakah jawaban yang perlu saya ungkapkan secara langsung?
b.      Apakah teks tersebut mengungkapakan jawaban dengan memberikan tanda yang jelas yang membantu memutuskan jawabannya dengan jelas.
c.       Apakah jawabannya hrus dating dengan cerita?
2.  Cloze Procedure
Cloze procedur digunakan juga untuk meningkatkan pemahaman dengan cara menghilangkan sejumlah informasi dalam bacaan dan siswa diminta untuk mengisinya. Dalam pelaksanaannya cloze procedure melibatkan penghilangan huruf, suku kata, kata, frase, klausa atau sebuah kalimat. Cloze procedure dapat digunakan guru untuk mengajarkan kemampuan membaca, bukan untuk tes.
3.  Pertanyaan Pemandu
Selama membaca, pertanyaan pemandu sering digunakan untuk meningkatkan pemahaman. Siswa dapat dilatih untuk mengingat fakta dengan cara mengubah fakta itu menjadi pertanyaan “menngapa”. Pertanyaan pemandu dapat diajukan oleh guru kepada siswa atau diajukan siswa untuk dirinya sendiri ketika sedang membanca[1].


Sedangkan menurut klein strategi membaca meliputi strategi Bottom-Up, Top-Down, dan campuran[2]
1.  Strategi Bottom-Up
Strategi ini pada umumnya digunakan pada pembelajaran kelas awal, dan juga digunakan dalam memahami teks yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Kesulitan yang dihadapi bisa menyangkut masalah bahasa, bisa pula tentang isi teks. Dan metode yang digunakan dalam strategi ini adalah dengan menggunakan metode eja.
2.  Strategi Top-Down
Strategi Top-Down adalah kebalikan dari strategi bottom-Up, latar belakang pengetahuan menjadi suatu variable yang sangat penting, karena disini siswa belajar membaca dalam tataran tinggi. Latar belakang pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa sangat membantu dalam pemahaman teks untuk itu hendaknya dalam memilih teks bacaan  disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan tempat tinggal siswa.
Untuk menjadi seorang guru hendaknya tidak hanya menggunakan satu strategi saja. Jasi guru dapat memilih strategi mana saja yang dapat diterapkan dalam pengajaran membaca dan penggunaannya dapat dilakukan secara bersamaan, yang ini dinamakan strategi campuran.







[1] Sunaryo, Kartadinata.2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bandung: upi Press. Hal 67
[2] Alfin, Jauharoti, 2009. Keterampilan Dasar Berbahasa. PT. Revka Petra Media: Surabaya. Hal 107-108


Yuk intip koleksi mukena kami yang kece-kece Disini

readmore »»  

Jenis-Jenis Membaca

  Jenis-jenis Membaca
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara membaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi:
1.    Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan ntonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik berupa pikiran, perasaan, sikap ataupun pengalaman penulis.
2.    Membaca dalam hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua yakni, membaca ekstensif dan intensif:[1]
a.       Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Obyeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi:
1)      Membaca Survei
Membaca survey adlah[I1]  kegiatan membaca ubtuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih dalam.
2)      Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalkan kecepatan gerak mata dalam melihatdan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara tepat
3)      Membaca Dangkal
Membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.
b.      Membaca Intensif
Membaca Intensif adalah membaca dengan penuh pengahayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita kuasai Yang termasuk dalam membaca intenif adalah:
1)      Membaca Telaah Isi
a)      Membaca Teliti
Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering seklai seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang dibaca.
b)      Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, dan pola-pola fiksi.
c)      Membaca Kritis
Membaca kirtis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, mendalam, evalutif, dengan tujuan untuk memnemukankeseluruhan baha bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris.
d)     Membaca Ide
Membaca Ide adalah kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
e)      Membaca Kreatif
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak sekedar menangkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.
2)      Membaca Telaah Bahasa
a)      Membaca Bahasa
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan ksa kata
b)      Membaca Sastra
Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memhami isinya serta dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahsa latin.



[1] Alfin, Jauharoti. 2009, Keterampilan Dasar Berbahasa, Surabaya:PT. Revka Petra Media hal.96


 [I1]Kata yang benar pada teks tersebut adalah “adalah” 
readmore »»  

Faktor Penunjang Kehidupan Manusia

Faktor-faktor penunjang kehidupan manusia antara lain:
Pangan      : terdiri atas zat/sumber tenaga seperti karbohidrat, lemak dan protein
                  dan zat pembangun, seperti protein, mineral dan air, serta zat
                  pengatur seperti vitamin, mineral, protein dan air.
Sandang    : sebagai alat adaptasi terhadap kondisi alam (iklim) yang berlainan,
                  misalnya panas dan dingin.
Papan        : usaha berlindung dari ancaman alam yang tidak bersahabat, seperti
                   hujan terik matahari, binatang buas, dan sebagainya.

Untuk keperluan ini, manusia selalu berhubungan dengan dengan lingkungannya. Interaksi dengan lingkungannya inilah yang menyebabkan adanya perubahan lingkungan (hasil budaya). Disamping itu, manusia dipengaruhi oleh lingkungnnya maka tidak heran manakala ada perbedaan ketahanan fisik anatara masyarakat pegunungan, pedesaan dan perkotaan, akibat pembentukan oleh kondisi alamnya, seperti makanan, minuman, dan sebagainya. 
readmore »»  

Tahap Perkembangan Biologis Manusia

Tahap perkembangan biologis/fisik manusia itu menurut beberapa pendapat adalah sebagai berikut:
a.      Pendapat Aristoteles:
Perkembangan psikis manusia menurut Aristoteles terjadi pada setiap masa tujuh tahun, artinya setiap kelipatan tujuh tahun terjadi perubahan.
Tahap I         : 0 th – 7 th       :  masa anak kecil atau masa bermain.      
Tahap II       : 7 th – 14 th       :  masa anak, masa remaja,atau masa sekolah rendah
Tahap III      : 14 th – 21 th     : masa remaja, atau pubertas masa peralihan dari anak                                  menjadi dewasa.
                                                   
b.      Pendapat Kretschmen:
Kretschmen mengemukakan 4 tahap perkembangan yang terjadi pada fisik manusia.
Tahap I         : 0 th – 3 th       :  Fullung periode I anak kelihatan pendek dan  gemuk
Tahap II       : 3 th – 7 th        : Strecking periode I anak kelihatan  langsing
Tahap III      : 7 th – 13 th       : Fullung periode II anak kelihatan pendek dan   Gemuk                                 kembali.
Tahap IV      : 13 th – 20 th     : Strecking periode II anak kelihatan langsing.

c.       Pendapat Sigmund Freud:
Freud mengemukakan 6 tahap perkembangan yang terjadi pada fisik manusia antara lain.
Fase oral       : 0 th – 1 th        : mulut merupakan pokok aktivitas dinamik
Fase anak     : 3 th – 5 th         : dorongan dan tekanan terpusat pada
                                               pembuangan kotoran.
Fase laten     : 5 th – 13 th       : implus cenderung untuk ada dalam menyerap

Fase pubertas: 13 th – 20 th     : implus menonjol kembali.



Yuk intip koleksi mukena kami yang kece-kece Disini

readmore »»